Perspektif Optimis dari Penggunaan Internet
Menilik
kembali perkembangan teknologi media baru yang semakin pesat, tentu saja
menimbulkan banyak kemungkinan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun negative yang harus diterima dan
ditelaah kembali oleh masyarakat. Karena teknologi sekarang tidak hanya
menciptakan sebuah alat tetapi juga mempengaruhi pola pikir konsumennya. Seiring
dengan perkembangan teknologi media baru seperti internet, menimbulkan
peningkatan pengguna internet yang sangat drastis. Peningkatan akses ke
internet juga secara otomatis membawa perubahan sosial yang baru dilihat dari
berbagai perspektif. Salah satunya adalah perspektif optimis terhadap
penggunaan internet bagi masyarakat.
Perspektif
optimis terhadap akses penggunaan internet menunjukkan adanya usaha orang-orang
untuk menyediakan sebuah media baru yang dikhususkan bagi kaum disabilitas. Pada
1990, Title IV Americans and Disabilities
Act ditujukan kepada isu disabilitas dengan mewajibkan semua operator
layanan untuk menyediakan akses komunikasi bagi warga negara Amerika penyandang
tuna rungu (Borchert, 1998: 56). Hal ini menunjukkan suatu upaya dari
perkembangan media baru yang berusaha untuk menyampaikan dan menyediakan
informasi serta kualitas komunikasi yang baik bagi kaum disabilitas. Sehingga
tidak akan ada intimidasi atau ancaman bagi para kaum disabilitas untuk
memperoleh manfaat dari perkembangan media baru saat ini.
Peningkatan
akses pengguna internet yang meningkat drastis juga menyebabkan meningkatnya
kegiatan-kegiatan politik yang dipublikasikan di internet. Walaupun sebenarnya
pemanfaatan internet dalam bidang politik secara garis besar memberikan
perspektif pesimis berupa adanya sebuah dramaturgi yang terus-menerus dilakukan
oleh para tokoh politik untuk menarik perhatian masyarakat, yang kemudian
justru akan menimbulkan sikap tak acuh dari masyarakat sendiri karena merasa
jenuh dengan hal-hal politik dan justru mengurangi partisipasi politik
masyarakat.
Internet
dapat dijadikan salah satu media kampanye dan survey atas tokoh politik. Bahkan
baru-baru ini debat para tokoh politik tentang berbagai isu poitik dapat kita
nikmati dalam perdebatan online. Menurut Rheingold (1993) dengan adanya
perdebatan online justru meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam hal
demokrasi. Internet juga memudahkan masyarakat untuk mencari informasi tentang
berbagai isu politik yang terjadi dan menimbulkan suatu respon dari masyarakat
itu sendiri sehingga akan tercipta partisipasi politik dan kesadaran politik
dari dalam diri masyarakat. Menurut (Loader, 1997; Margolis dan Resnick, 2000)
internet dapat mendukung dan membangun aktivitas politik dan pengetahuan
kepemerintahan karena internet itu sendiri melibatkan aspek politik,
kepemerintahan, regulasi dan ekonomi yang wajib di pertimbangkan, serta
kekuasaan yang kompleks. Jadi dengan adanya internet, masyarakat yang awalnya
benar-benar tidak tahu-menahu dan tidak peduli dengan urusan politik setidaknya
akan sedikit membuka pikirannya untuk mengetahui perkembangan politik yang
sedang terjadi saat ini.
Selanjutnya
setiap kali membahas perkembangan era internet, tidak akan pernah terlepas dari
komunitas yang diciptakan dari dunia maya ini. Komunitas virtual adalah sebuah
bentuk interaksi manusia di dalam dunia maya yang dapat membuat mereka
terhubung satu sama lain dan mereka senantiasa dapat berkomunikasi secara
interaktif melalui media internet yang merupakan produk inovasi dari new media. Faktor utama dalam
pembentukan komunitas virtual adalah peningkatan kemampuan untuk membagi
informasi. Sesama anggota yang saling terhubung akan saling berbagi informasi
yang mereka miliki dan saling mengenal masing-masing individu melalui
pertukaran informasi yang mereka lakukan di internet. Ikatan yang terbentuk di
komunitas virtual mungkin tidak
berbentuk nyata, namun mereka masih merepresentasikan tempat dimana
orang-orang berhubungan soal ketertarikan yang sama, dukungan, pergaulan, serta
identitas (Wellman, 2000). Komunitas virtual ini juga merubah bentuk interaksi
dari door-to-door, menjadi person-to-person dan Ârole-to-role.
Internet juga membawa orang-orang (yang tidak saling kenal) makin dekat, bukan
menjauhkan mereka (Johnson, 1997: 69). Tidak hanya itu, dengan internet kita
justru bisa mengenal berbagai kebudayaan, etnis, dan adat istiadat lintas
Negara karena dengan internet menyatukan dan mendekatkan mereka pada komunitas
etnik mereka yang saling berbeda.
Komunitas virtual mungkin dapat menjadi
sebuah gerakan counter hegemony bagi mereka yang termarginalisasi,
baik secara politik maupun sosial, dan menemukan ruang untuk berekspresi di
sana, dan menemukan orang-orang dengan pemikiran yang sama, berbicara secara
bebas, dan membangun solidaritas (Lindlof dan Shatzer, 1998: 174). Counter hegemony adalah suatu usaha
untuk mengkritik atau sebuah bentuk konfrontasi untuk melawan suatu kebijakan
baik itu dalam hal politik dan hal lainnya. Komunitas online dapat memperkuat
dan melengkapi, bahkan membuat dan membangun sebuah komunitas fisik atau nyata
berdasarkan komunitas virtual, dan juga membuat dan membangun ketertarikan
terhadap suatu budaya lokal. Rheingold (1993) menyimpulkan bahwa Internet,
membuat orang dapat mengakses dan mentransmisikan informasi yang mungkin tidak
dapat dilakukan di dunia nyata.
Lalu bagaimana dengan dampak internet
terhadap interaksi sosial? Internet sebagai sebuah kemajuan teknologi menjadi
sebuah terobosan terbaru untuk mempermudah akses informasi tentang segala hal
bahkan menemukan berbagai informasi yang hilang tanpa harus terbatas oleh
waktu, dan letak geografis. Keberadaan internet juga memudahkan kita untuk
berkomunikasi dengan orang atau saudara kita yang jauh dengan bertukar foto
menggunakan email, dan menggunakan fasilitas email untuk berkomunikasi tanpa
batas seperti yang diungkpakan AOL (2000).
Hamman's
(1999) mengatakan bahwa komunikasi virtual dapat melengkapi dan membatu membangun
hubungan di dunia nyata. Survey yang dilakukan oleh Parks, menemukan bahwa
hubungan baik yang dibuat secara online, dapat menuju sebuah interaksi di dunia
nyata (Parks dan Roberts, 1999), serta hubungan di dunia nyata tersebut tidak
terbatas hanya konteks yang ada di dunia virtual (Parks dan Floyd, 1996).
Melalui
dunia virtual yang dibangun tersebut akan meningkatkan kemampuan berbahasa dan
penambahan informasi serta wawasan. Karena para pengguna internet akan dituntut
untuk mengerti bahasa universal yaitu Bahasa Inggris agar dapat mengoptimalkan
penggunaan internet. Selain itu, melalui internet kita dapat memanfaatkan
situs-situs pendidikan dan penambah wawasan agar internet dapat memberikan
dampak yang positif bagi penggunanya. Internet dapat menjadi alat komunikasi yang
bagus bagi mereka yang kesulitan menemukan teman baru karena keterbatasan
fisik, penyakit, atau bahkan kemampuan sosial yang kurang (Wallace, 1999).
Jones (1997) menekankan bahwa komunitas online dapat secara khusus mendukung
para kelompok sosial yang dimarginalisasi atau diasingkan untuk saling
mendukung satu sama lain. Contohnya, para warga lanjut usia merasa mereka tidak
sendirian lagi ketika sudah menggunakan SeniorNet (Bollier, 1995: 3).
Sesungguhnya
segala bentuk teknologi yang diciptakan tidak hanya membawa kemudahan akses dan
kecenderungan dampak negative yang selalu ditakutkan, teknologi yang ada saat
ini juga mempengaruhi pola pikir dan pola perilaku penggunanya sehingga masyarakat
dituntut untuk bersikap kritis atas segala teknologi yang diterimanya dan dapat
menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Karena sesungguhnya teknologi
tercipta untuk kemudahan dan perkembangan masyarakat. Bukan untuk membawa
manusia ketaraf kehidupan yang semakin buruk. Sehingga masyarakat dituntut
untuk mampu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada dengan tujuan
perbaikan taraf kehidupan.
Daftar
pustaka
Lievrouw,
Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook
of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage
Publication Ltd. London. Chapter 4:
Perspective on Internet Use: Access, Involvement and Interaction
0 komentar:
Posting Komentar