Kamis, 27 Maret 2014

Perspektif Optimis dari Penggunaan Internet

Menilik kembali perkembangan teknologi media baru yang semakin pesat, tentu saja menimbulkan banyak kemungkinan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat. Baik itu dampak positif maupun negative yang harus diterima dan ditelaah kembali oleh masyarakat. Karena teknologi sekarang tidak hanya menciptakan sebuah alat tetapi juga mempengaruhi pola pikir konsumennya. Seiring dengan perkembangan teknologi media baru seperti internet, menimbulkan peningkatan pengguna internet yang sangat drastis. Peningkatan akses ke internet juga secara otomatis membawa perubahan sosial yang baru dilihat dari berbagai perspektif. Salah satunya adalah perspektif optimis terhadap penggunaan internet bagi masyarakat.
Perspektif optimis terhadap akses penggunaan internet menunjukkan adanya usaha orang-orang untuk menyediakan sebuah media baru yang dikhususkan bagi kaum disabilitas. Pada 1990, Title IV Americans and Disabilities Act ditujukan kepada isu disabilitas dengan mewajibkan semua operator layanan untuk menyediakan akses komunikasi bagi warga negara Amerika penyandang tuna rungu (Borchert, 1998: 56). Hal ini menunjukkan suatu upaya dari perkembangan media baru yang berusaha untuk menyampaikan dan menyediakan informasi serta kualitas komunikasi yang baik bagi kaum disabilitas. Sehingga tidak akan ada intimidasi atau ancaman bagi para kaum disabilitas untuk memperoleh manfaat dari perkembangan media baru saat ini.
Peningkatan akses pengguna internet yang meningkat drastis juga menyebabkan meningkatnya kegiatan-kegiatan politik yang dipublikasikan di internet. Walaupun sebenarnya pemanfaatan internet dalam bidang politik secara garis besar memberikan perspektif pesimis berupa adanya sebuah dramaturgi yang terus-menerus dilakukan oleh para tokoh politik untuk menarik perhatian masyarakat, yang kemudian justru akan menimbulkan sikap tak acuh dari masyarakat sendiri karena merasa jenuh dengan hal-hal politik dan justru mengurangi partisipasi politik masyarakat.
Internet dapat dijadikan salah satu media kampanye dan survey atas tokoh politik. Bahkan baru-baru ini debat para tokoh politik tentang berbagai isu poitik dapat kita nikmati dalam perdebatan online. Menurut Rheingold (1993) dengan adanya perdebatan online justru meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam hal demokrasi. Internet juga memudahkan masyarakat untuk mencari informasi tentang berbagai isu politik yang terjadi dan menimbulkan suatu respon dari masyarakat itu sendiri sehingga akan tercipta partisipasi politik dan kesadaran politik dari dalam diri masyarakat. Menurut (Loader, 1997; Margolis dan Resnick, 2000) internet dapat mendukung dan membangun aktivitas politik dan pengetahuan kepemerintahan karena  internet itu sendiri melibatkan aspek politik, kepemerintahan, regulasi dan ekonomi yang wajib di pertimbangkan, serta kekuasaan yang kompleks. Jadi dengan adanya internet, masyarakat yang awalnya benar-benar tidak tahu-menahu dan tidak peduli dengan urusan politik setidaknya akan sedikit membuka pikirannya untuk mengetahui perkembangan politik yang sedang terjadi saat ini.
Selanjutnya setiap kali membahas perkembangan era internet, tidak akan pernah terlepas dari komunitas yang diciptakan dari dunia maya ini. Komunitas virtual adalah sebuah bentuk interaksi manusia di dalam dunia maya yang dapat membuat mereka terhubung satu sama lain dan mereka senantiasa dapat berkomunikasi secara interaktif melalui media internet yang merupakan produk inovasi dari new media. Faktor utama dalam pembentukan komunitas virtual adalah peningkatan kemampuan untuk membagi informasi. Sesama anggota yang saling terhubung akan saling berbagi informasi yang mereka miliki dan saling mengenal masing-masing individu melalui pertukaran informasi yang mereka lakukan di internet. Ikatan yang terbentuk di komunitas virtual mungkin  tidak berbentuk nyata, namun mereka masih merepresentasikan tempat dimana orang-orang berhubungan soal ketertarikan yang sama, dukungan, pergaulan, serta identitas (Wellman, 2000). Komunitas virtual ini juga merubah bentuk interaksi dari door-to-door, menjadi person-to-person dan ­role-to-role. Internet juga membawa orang-orang (yang tidak saling kenal) makin dekat, bukan menjauhkan mereka (Johnson, 1997: 69). Tidak hanya itu, dengan internet kita justru bisa mengenal berbagai kebudayaan, etnis, dan adat istiadat lintas Negara karena dengan internet menyatukan dan mendekatkan mereka pada komunitas etnik mereka yang saling berbeda.
Komunitas virtual mungkin dapat menjadi sebuah gerakan counter hegemony bagi mereka yang termarginalisasi, baik secara politik maupun sosial, dan menemukan ruang untuk berekspresi di sana, dan menemukan orang-orang dengan pemikiran yang sama, berbicara secara bebas, dan membangun solidaritas (Lindlof dan Shatzer, 1998: 174). Counter hegemony adalah suatu usaha untuk mengkritik atau sebuah bentuk konfrontasi untuk melawan suatu kebijakan baik itu dalam hal politik dan hal lainnya. Komunitas online dapat memperkuat dan melengkapi, bahkan membuat dan membangun sebuah komunitas fisik atau nyata berdasarkan komunitas virtual, dan juga membuat dan membangun ketertarikan terhadap suatu budaya lokal. Rheingold (1993) menyimpulkan bahwa Internet, membuat orang dapat mengakses dan mentransmisikan informasi yang mungkin tidak dapat dilakukan di dunia nyata.
Lalu bagaimana dengan dampak internet terhadap interaksi sosial? Internet sebagai sebuah kemajuan teknologi menjadi sebuah terobosan terbaru untuk mempermudah akses informasi tentang segala hal bahkan menemukan berbagai informasi yang hilang tanpa harus terbatas oleh waktu, dan letak geografis. Keberadaan internet juga memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang atau saudara kita yang jauh dengan bertukar foto menggunakan email, dan menggunakan fasilitas email untuk berkomunikasi tanpa batas seperti yang diungkpakan AOL (2000).
Hamman's (1999) mengatakan bahwa komunikasi virtual dapat melengkapi dan membatu membangun hubungan di dunia nyata. Survey yang dilakukan oleh Parks, menemukan bahwa hubungan baik yang dibuat secara online, dapat menuju sebuah interaksi di dunia nyata (Parks dan Roberts, 1999), serta hubungan di dunia nyata tersebut tidak terbatas hanya konteks yang ada di dunia virtual (Parks dan Floyd, 1996). 
Melalui dunia virtual yang dibangun tersebut akan meningkatkan kemampuan berbahasa dan penambahan informasi serta wawasan. Karena para pengguna internet akan dituntut untuk mengerti bahasa universal yaitu Bahasa Inggris agar dapat mengoptimalkan penggunaan internet. Selain itu, melalui internet kita dapat memanfaatkan situs-situs pendidikan dan penambah wawasan agar internet dapat memberikan dampak yang positif bagi penggunanya. Internet dapat menjadi alat komunikasi yang bagus bagi mereka yang kesulitan menemukan teman baru karena keterbatasan fisik, penyakit, atau bahkan kemampuan sosial yang kurang (Wallace, 1999). Jones (1997) menekankan bahwa komunitas online dapat secara khusus mendukung para kelompok sosial yang dimarginalisasi atau diasingkan untuk saling mendukung satu sama lain. Contohnya, para warga lanjut usia merasa mereka tidak sendirian lagi ketika sudah menggunakan SeniorNet (Bollier, 1995: 3).
Sesungguhnya segala bentuk teknologi yang diciptakan tidak hanya membawa kemudahan akses dan kecenderungan dampak negative yang selalu ditakutkan, teknologi yang ada saat ini juga mempengaruhi pola pikir dan pola perilaku penggunanya sehingga masyarakat dituntut untuk bersikap kritis atas segala teknologi yang diterimanya dan dapat menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Karena sesungguhnya teknologi tercipta untuk kemudahan dan perkembangan masyarakat. Bukan untuk membawa manusia ketaraf kehidupan yang semakin buruk. Sehingga masyarakat dituntut untuk mampu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada dengan tujuan perbaikan taraf kehidupan.
Daftar pustaka
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 4: Perspective on Internet Use: Access, Involvement and Interaction


A Bachelor of Communication, a Certified Google Partner and Campaign Manager at DGPro Digital Agency.

0 komentar:

Posting Komentar

Start Work With Me

Contact Us
SILVIA ARIYA MARETA
+6285643137317
Purwokerto, Indonesia