Sabtu, 12 April 2014

Pemanfaatan Media dalam Peningkatan Kinerja Kelompok


Kemudahan teknologi kini telah memperingan kinerja kelompok dan juga meningkatkan efektivitas sebuah kelompok. Dahulu, sebuah kelompok hanya terdiri dari beberapa anggota dengan jumlah anggota yang relatif sedikit berkisar 5 sampai 15 orang. Selain itu, kelompok tradisional juga memiliki keterbatasan waktu dan tempat. Artinya, mereka hanya mengandalkan komunikasi secara langsung yaitu face-to-face di suatu tempat dan waktu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Kini, sebuah kelompok dapat memanfaatkan media, khususnya dengan tersedianya jaringan internet dan fasilitas email, teleconference, sebuah kelompok dapat meningkatkan efektivitas mereka terhadap waktu dan tempat. Dengan adanya media, sebuah kelompok tidak hanya beranggotakan orang-orang dengan kuantitas kecil tetapi dengan kuantitas yang besar, karena dengan media orang-orang yang memiliki satu kesamaan dapat bergabung dan saling berbagi melalui media tersebut sehingga terciptalah sebuah kelompok. Dalam hal penyelesaian kerja, anggota kelompok yang memiliki masalah dengan tempat dan waktu tetap dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu dengan memanfaatkan email, teleconference dan intranet.
Contoh kecil yang ada disekitar kita adalah kelompok kecil dalam urusan tugas kuliah. Biasanya mahasiswa sulit untuk diajak bertemu langsung dan diajak mengerjakan tugas bersama, masing-masing diantaranya memiliki kepentingan yang sama-sama mendesak. Akhirnya, daripada tugas mereka tidak dapat diselesaikan, kelompok tersebut memutuskan untuk membagi-bagi tugasnya dan memanfaatkan email atau surat elektronik untuk saling bertukar materi. Tiap-tiap anggota akan mengirimkan hasil pekerjaan mereka kepada salah satu anggota yang dianggap mampu untuk menangani atau bisa juga dianggap sebagai ketua yang dipercayai untuk menyatukan tugas tersebut. Pemanfaatan media disini membuktikan adanya efektivitas waktu dan tempat dalam upaya peningkatan kinerja kelompok. Karena kita ketahui sendiri sebuah kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan biasanya ketika dipertemukan justru akan lebih banyak membahas hal yang kurang penting daripada menyelesaikan tugas mereka.
Kemudian bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja kelompok? Diperlukan sebuah kolaborasi di antara anggota kelompok yang terdiri dari  aspek-aspek kognitif, emosional dan motivasi komunikasi. Kelompok perlu  menerima dan menyimpan informasi dari berbagai jenis, dari satu sama lain dan dari berbagai sumber lain. Penelitian Hollingshead (1993) menyajikan sebuah sistem klasifikasi berdasarkan peran fungsional untuk mendukung kolaborasi kelompok. Empat kategori dari sistem klasifikasi berdasarkan teknologi:
1.        GCSS (Group Communication Support System)
GCSS adalah kemampuan untuk mengizinkan anggota kelompok berkomunikasi menggunakan media. Sebagai ilustrasi, GCSS bervariasi dalam saluran yang tersedia untuk kelompok  seperti visual, pendengaran, teks dan grafis.
Tabel :Tipologi dukungan sistem komunikasi kelompok
Modalitas yang tersedia
Sinkronis
Asynchronous
Visual
Konfrensi Video
Pertukaran Dvd
Audio
Telepon Konfrensi
Pesan Suara
Teks, Graphik
Konfrensi Komputer, Pesan Singkat, Tempat Chatting
Fax, e-mail, pesan teks, newsgroup, kelompok diskusi. Homepage, website, blog, wiki
Tabel diatas memberikan contoh GCSS mengorganisasi saluran komunikasi yang disediakan oleh teknologi (video, audio, teks grafis) dan distribusi sementara anggota, yaitu apakah mereka berkomunikasi serentak atau tidak serempak.
GISS (Group Information Support System)
Anggota kelompok memiliki banyak akses tempat menyimpan informasi seperti database, arsip dan internet atau pengetahuan lain dari anggota kelompok lain. Intranet seperti yang kita ketahui adalah website yang mendukung berbagai macam informasi dan pengetahuan didalamnya dan untuk berbagi sesama karyawan.tergantung dari konfigurasinya.
GXSS (Group Exchange Support System)
            Fungsi GXSS adalah komunikasi antara anggota kelompok dengan kelompok eksternal dapat dilakukan dengan salah satu sistem GCSS dan GISS. Pada saat yang sama, seseorang dapat mempertimbangkan interaksi dengan agen non-manusia seperti webbot eksternal untuk kelompok sebagai mengakses lagi jenis lain dari informasi database, sehingga membuatnya menjadi kasus khusus dari GISS. Organisasi semakin mampu menghubungkan agen-agen pada intranet dengan orang-orang dari klien, mitra, pemasok atau subkontraktor, melalui extranet berbasis Web yang aman. Dengan demikian, extranet berfungsi sebagai infrastruktur terpadu untuk GXSS yang mencapai luar batas organisasi tradisional atau analog digital, firewall perusahaan.
GPSS (Group Performance Support System)
            GPSS merupakan usaha sebuah kelompok untuk meningkatkan performa kinerja kelompok dengan pemanfaatan perangkat lunak, GCSS, GISS, GXSS.  Kebanyakan kelompok menggunakan sistem ini untuk menambah tatap muka dalam upaya pengambilan keputusan mereka .Sistem ini bervariasi untuk jenis dukungan tugas yang diberikan kepada kelompok, ukuran kelompok yang bisa menggunakan sistem, dan apakah fasilitator terlatih diperlukan untuk menambah perangkat lunak GPSS. 
Dengan memaksimalkan penggunaan GCSS, GISS, GXSS dan GPSS dengan baik dan tepat, sebuah kelompok dapat meningkatkan performa dan kinerjanya. Tidak hanya itu, hubungan diantara masing-masing anggota juga akan semakin erat.
Begitu banyak kemudahan yang diberikan oleh media saat ini tidak serta merta mendatangkan dampak positif untuk kelompok. Ada beberapa dampak negatif yang diciptakan dengan adanya penggunaan media oleh kelompok. Poole dan DeSanctis (1990) terinspirasi oleh kontribusi teoretis yang  berpengaruh dari teori struktur Giddens' (1984), yang disebut juga sebagai teori struktur adaptif. Teori struktur adaptif ini menekankan bagaimana pentingnya interaksi sebagai sekumpulan proses, baik dalam menentukan hasil dalam suatu kelompok dan dalam menengahi efek yang ditimbulkan oleh teknologi tertentu. Pada dasarnya, teknologi sosial menyajikan suatu aturan struktur dan operasi ke dalam suatu kelompok tanpa mereka sadari, kelompok secara aktif memanfaatkan teknologi tersebut untuk menunjang kinerja mereka dan mengakibatkan restrukturisasi teknologi seperti memanfaatkan teknologi untuk membentuk jaringan atau sistem interaksi kelompok sendiri. Dengan demikian, kelompok tersebut akan mengalami ketergantungan terhadap teknologi atau media baru yang sudah terbiasa dimanfaatkan oleh mereka untuk menunjang kinerja mereka sehingga mengurangi interaksi kelompok tersebut secara langsung seperti kurangnya intensitas pertemuan atau waktu berkumpul yang semakin sedikit yang dari waktu ke waktu akan mempersulit kelompok tersebut dalam upaya peningkatan kualitas kekompakan di dalam kelompok tersebut. Jika terjadi permasalahan dalam pengambilan keputusan di dalam kelompok akan terjadi kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan itu dikarenakan kurangnya kedekatan yang intens dari masing-masing anggota.

Terlepas dari dampak positif dan negatif yang telah diberikan oleh media dan teknologi, sesungguhnya teknologi yang kita manfaatkan saat ini sudah sangat mempermudah dan menunjang segala bentuk aktivitas sehari-hari terutama untuk menunjang kinerja kelompok. Semua dampak yang diberikan oleh media teknologi bergantung pada bagaimana sebuah kelompok mampu memanfaatkan teknologi tersebut untuk menunjang dan meningkatkan kinerja kelompoknya tanpa harus kehilangan hubungan kelompok yang sesungguhnya. Dengan demikian, diperlukan kesadaran dari dalam diri masing-masing anggota sehingga dapat meminimalisir aturan-aturan yang dibawa oleh teknologi dan tidak pernah disadari langsung oleh kelompok yang memanfaatkan media. 

A Bachelor of Communication, a Certified Google Partner and Campaign Manager at DGPro Digital Agency.

0 komentar:

Posting Komentar

Start Work With Me

Contact Us
SILVIA ARIYA MARETA
+6285643137317
Purwokerto, Indonesia